Blog ini menyajikan dan mengupas seputar dunia mode dan fashion yang berkembang pada umumnya

Sabtu, 29 Desember 2012

Jas Batik Madoong Ini Hanya Rp 7 Juta

PEKALONGAN adalah daerah di Indonesia yang mempunyai jargon Kota Batik. Tak heran bila kemudian kota ini menjadi produsen batik terbesar di Tanah Air.


Rupa-rupa corak khas dihasilkan oleh tangan-tangan perajin batik Pekalongan yang mayoritas merupakan usaha home industry.

Salah satu brand terkenal saat ini di kota yang terletak di Pantai Utara Jawa Tengah ini ialah batik Madoong.

Batik ini memiliki kekhasan tersendiri. Yang terlihat khas dari kain Madoong ialah warna-warnanya yang lebih natural plus corak dan garis yang mengangkat nuansa alam.

“Yang jelas memang terlihat berbeda dengan batik Pekalongan pada umumnya. Batik Madoong sudah cukup terkenal di Pekalongan dan di beberapa daerah lain, salah satunya karena kami menggunakan perpaduan Jawa-Eropa dalam setiap desain,” kata Mustofa selaku even promotion Batik Madoong, ditemui di even Senayan Fair 2012, Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Jumat (28/12).

Batik Mandoong merupakan kombinasi antara budaya, alam dan gaya. Dibuat dengan nuansa baru di pewarnaan batik, yakni dengan teknik menggosok, tidak seperti batik kebanyakan yang menggunakan metode celup dalam pewarnaannya.

Menurut Mustofa, nuansa itulah yang menjadi salah satu unggulan batik Madoong.

Beberapa bahan kain yang digunakan produsen batik besar ini yakni sutra timbul, sutra sulam, sifon sutra, katun primis, katun tuwil, dan katun minyak.

Harga kain Madoong sepadan dengan kualitas yang dimiliki. Batik Madoong untuk kemeja katun dijual di kisaran harga Rp 250 ribu, kemudian untuk kemeja bahan sutra ditawarkan sebesar Rp 2 juta. Yang paling mahal ialah jas batik yang dijual di kisaran Rp 7 juta.

“Kalau untuk omset perbulan relatif. Kalau pesanan sedang ramai, bisa mencapai Rp  1 miliar untuk stok ke dua kota saja, Bali sama Medan,” kata Mustofa. “Untuk penjualan, kami memusatkan ke kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Medan, Bali, Yogyakarta serta ekspor ke beberapa negara di luar negeri, misalnya Singapura, Malaysia dan Australia.”

Asal muasal nama Madoong
Nama batik Madoong diambil dari nama pendirinya, Madoong.

Madoong mulai merintis bisnis batik 17 tahun lalu. Proses bisnis keluarga ini sangat panjang, jatuh bangun, suka duka dirasakan, sebelum mencapai sukses seperti sekarang.

“17 tahun lalu Pak Madoong merintis usaha untuk membuka konveksi, seperti selayaknya orang Pekalongan pada umumnya. Modal pertama kita adalah kreasi dan ide. Kita mulai dari nol. Usaha ini sendiri mulai terlihat perkembangan yang cukup baik pada pada 2005. Besamaan ini brand Batik Mandong mulai dikenal luas masyarakat,” kata Mustofa yang juga merupakan keponakan Mandong.

Kini, Pak Madoong telah memperkerjakan 30 pegawai. Enam gerainya pun tersebar di beberapa daerah di Pekalongan. Pak Mandong juga memiliki satu Galery di International Batik center (IBC) Pekalongan. Sedangkan untuk acara-acara workshop batik Madoong digelar di Jalan Kertijayan Gg. 1 No. 16 Pekalongan.

Tahun 2012 dapat dikatakan tahunnya batik Madoong. Pesanan batik meningkat jauh dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

“Khusus di Bali, kita menjalin kerja sama dengan salah satu galeri besar di sana. Bahkan, di Bali, kita sering mengadakan fashion show tunggal produk-produk Mandong. Ini untuk menunjukkan bahwa Batik Mandong memiliki kelas tersendiri di pasar batik,” kata Mustofa.
Alamat :
Workshop batik Madoong : Kertijayan Gg. 1 No. 16 Pekalongan (0285 413477)
Galeri Batik Madoong: Internasional Batik Center (IBC) Jalan Ahmad A. Yani 573 Wiradesa-Pekalongan

Sumber: Wartakotalive.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar