PEKALONGAN adalah daerah di Indonesia yang mempunyai jargon Kota
Batik. Tak heran bila kemudian kota ini menjadi produsen batik terbesar
di Tanah Air.
Rupa-rupa corak khas dihasilkan oleh tangan-tangan perajin batik Pekalongan yang mayoritas merupakan usaha home industry.
Salah satu brand terkenal saat ini di kota yang terletak di Pantai Utara Jawa Tengah ini ialah batik Madoong.
Batik ini memiliki kekhasan tersendiri. Yang terlihat khas dari kain
Madoong ialah warna-warnanya yang lebih natural plus corak dan garis
yang mengangkat nuansa alam.
“Yang jelas memang terlihat berbeda dengan batik Pekalongan pada
umumnya. Batik Madoong sudah cukup terkenal di Pekalongan dan di
beberapa daerah lain, salah satunya karena kami menggunakan perpaduan
Jawa-Eropa dalam setiap desain,” kata Mustofa selaku even promotion
Batik Madoong, ditemui di even Senayan Fair 2012, Jakarta Convention
Center (JCC), Jakarta Pusat, Jumat (28/12).
Batik Mandoong merupakan kombinasi antara budaya, alam dan gaya.
Dibuat dengan nuansa baru di pewarnaan batik, yakni dengan teknik
menggosok, tidak seperti batik kebanyakan yang menggunakan metode celup
dalam pewarnaannya.
Menurut Mustofa, nuansa itulah yang menjadi salah satu unggulan batik Madoong.
Beberapa bahan kain yang digunakan produsen batik besar ini yakni
sutra timbul, sutra sulam, sifon sutra, katun primis, katun tuwil, dan
katun minyak.
Harga kain Madoong sepadan dengan kualitas yang dimiliki. Batik
Madoong untuk kemeja katun dijual di kisaran harga Rp 250 ribu, kemudian
untuk kemeja bahan sutra ditawarkan sebesar Rp 2 juta. Yang paling
mahal ialah jas batik yang dijual di kisaran Rp 7 juta.
“Kalau untuk omset perbulan relatif. Kalau pesanan sedang ramai, bisa
mencapai Rp 1 miliar untuk stok ke dua kota saja, Bali sama Medan,”
kata Mustofa. “Untuk penjualan, kami memusatkan ke kota-kota besar
seperti Jakarta, Bandung, Medan, Bali, Yogyakarta serta ekspor ke
beberapa negara di luar negeri, misalnya Singapura, Malaysia dan
Australia.”
Asal muasal nama Madoong
Nama batik Madoong diambil dari nama pendirinya, Madoong.
Madoong mulai merintis bisnis batik 17 tahun lalu. Proses bisnis
keluarga ini sangat panjang, jatuh bangun, suka duka dirasakan, sebelum
mencapai sukses seperti sekarang.
“17 tahun lalu Pak Madoong merintis usaha untuk membuka konveksi,
seperti selayaknya orang Pekalongan pada umumnya. Modal pertama kita
adalah kreasi dan ide. Kita mulai dari nol. Usaha ini sendiri mulai
terlihat perkembangan yang cukup baik pada pada 2005. Besamaan ini brand
Batik Mandong mulai dikenal luas masyarakat,” kata Mustofa yang juga
merupakan keponakan Mandong.
Kini, Pak Madoong telah memperkerjakan 30 pegawai. Enam gerainya pun
tersebar di beberapa daerah di Pekalongan. Pak Mandong juga memiliki
satu Galery di International Batik center (IBC) Pekalongan. Sedangkan
untuk acara-acara workshop batik Madoong digelar di Jalan Kertijayan Gg.
1 No. 16 Pekalongan.
Tahun 2012 dapat dikatakan tahunnya batik Madoong. Pesanan batik meningkat jauh dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Khusus di Bali, kita menjalin kerja sama dengan salah satu galeri
besar di sana. Bahkan, di Bali, kita sering mengadakan fashion show
tunggal produk-produk Mandong. Ini untuk menunjukkan bahwa Batik Mandong
memiliki kelas tersendiri di pasar batik,” kata Mustofa.
Alamat :
Workshop batik Madoong : Kertijayan Gg. 1 No. 16 Pekalongan (0285 413477)
Galeri Batik Madoong: Internasional Batik Center (IBC) Jalan Ahmad A. Yani 573 Wiradesa-Pekalongan
Sumber: Wartakotalive.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar